Tahun 2019 menjadi momen istimewa dalam perjalanan seni rupa Indonesia, menandai satu abad kelahiran H. Widayat, seorang maestro yang meninggalkan jejak mendalam dalam perkembangan seni rupa modern. Lahir di Kutoarjo pada Maret 1919, Widayat dikenal dengan gaya uniknya yang kerap disebut sebagai ‘dekora magis’. Meskipun beliau telah berpulang pada tahun 2002 di usia 83 tahun, karya-karyanya tetap hidup dan terus menginspirasi.
Untuk mengenang kebesaran dan dedikasi Widayat dalam dunia seni, pameran “Seabad H. Widayat 1919-2019” diselenggarakan pada Minggu, 29 Desember 2019. Pameran ini menjadi peristiwa bersejarah dengan menghadirkan 1.000 karya lintas media—mulai dari kanvas, keramik, kayu, kain, hingga batu. Keberagaman medium ini mencerminkan eksplorasi kreatif Widayat yang tidak hanya terpaku pada satu bentuk ekspresi, tetapi merangkul berbagai kemungkinan artistik yang memperkaya khasanah seni rupa Indonesia.
Lebih dari sekadar pameran, acara ini juga menjadi perjalanan menyelami jejak manifestasi kreatif Widayat, termasuk warisannya yang paling berharga—Museum H. Widayat, yang ia dirikan pada tahun 1991. Museum ini kini berdiri sebagai monumen hidup yang tidak hanya melestarikan karya-karyanya, tetapi juga menjadi pusat kebanggaan masyarakat Magelang dan sekitarnya.
Melalui pameran ini, kita diajak untuk merayakan seabad warisan Widayat—menghormati perjalanan panjang seorang seniman besar yang telah memperkaya dunia seni dengan gagasan, teknik, dan eksplorasi yang tiada duanya.